Tubuh ringkih nya menyusuri jalanan ramai dan berdebu dengan tumpukan baju bekas yang diangkut olehnya.
Kakek ini berusia 78 tahun dan lebih memilih guna berjualan baju bekas dari pada mengemis.
Ekonomi yang menghimpit tak jarang menciptakan orang jadi gelap mata dan memilih guna jadi pengemis.
Namun, bertolak belakang dengan kakek Warno, ia lebih memilih berjualan baju bekas.
Yang lebih miris nya lagi ialah harga sepotong baju dipasarkan seharga Rp 5 ribu sampai Rp 10 ribu. Bahkan, ia tidak mematok tarif secara khusus guna baju-bajunya.
Asalkan laku, ia menyatakan sangat bersyukur yang luar biasa.
Saat masih muda, kakek Warno ialah tukang becak. Seiring dengan usianya kini, ia tak powerful lagi mengayuh becak, sampai ia menyimpulkan untuk berjualan baju bekas.
Baju bekas yang ia dapat kan ialah pemberian orang kaya yang diserahkan kepadanya.
Kemudian, ia pilah-pilih pulang sebelum dijual. Beberapa yang bagus, ia biasa guna kenakan sendiri, sisanya ia jual guna sesuap nasi.
Kakek Warno mulai berjualan pagi-pagi buta. Sebelum ke pasar guna berjualan baju.
ia menyempatkan untuk membasuh pakaian kemudian menjemur nya di atas pembatas jalan. Setelah pakaiannya kering, ia mengayuh sepeda mengarah ke pasar.
Tentunya, cerita kakek Warno ini menghabiskan air mata. Diusia senja nya, ia tetap berjuang menyambung hidup demi sesuap nasi dan menampik mengemis.
Tuhan tahu kakek Warno dapat melewati ujian-Nya, maka barang siapa yang bersabar Tuhan pasti menyerahkan jalan guna hamba-Nya.
Sumber : Pastiseru.com
0 Response to "Kisah Mengharukan! ketika Kakek Renta Ini "Menolak Mengemis" Dan Memilih Jualan Baju Bekas, Saat Tahu "Harga" Satu Pakaiannya, Ribuan Orang Berurai Air Mata!"
Posting Komentar