Namanya Joko Taruni, ia ialah seorang pemuda penduduk Kampung Prancak di Kecamatan Sewon, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penampilannya jauh dari kesan mewah dan tampak sederhana.
Setiap hari, ia memproduksi makanan Songgobuwono dansekarang mampu mengucapkan sedekah di 33 masjiddistrik DIY masing-masing Jumat, bahkan hingga membuka warung cuma-cuma di rumahnya masing-masing Jumat.
Bermula 3 tahun lalu, ia menyatakan cemburu pada orang-orang yang dapat bersedekah banyak.
Ia mulai beranggapan bekal apa yang bakal ia bawa ke akhirat. Dari kehelisahannya, Joko bareng temannya mencari teknik untuk bersedekah.
Awal mereka berbagi ialah ke Masjid Abdul Kadir Nur Wahdaniyah dan Masjid Kampus ISI Bantul.
Ia menyalurkan sedekah masing-masing Jumat dengan menciptakan sedikit makanan dan minuman yang diberikan pada jemaah salat Jumat.
Ia kemudian mempostingnya di media sosial, dan ternyata menemukan respon yang banyak. Hingga tercetuslah nama “Kroyokan Sedekah”.
Karena banyaknya yang membantu, sekarang di tahun ke-3, masing-masing hari Jumatnya tiap satu masjid 100 porsi nasi dan roti.
Setiap Jumat pukul 10, penduduk dari mulai tukang becak, sopir, atau pun musafir mulai memungut makanan enteng atau minuman guna dibawa.
Baik tersebut untuk dimakan sendiri atau diantar ke masjid-masjid lainnya di sekian banyak wilayah sampai Gunungkidul, Bantul, Sleman, dan Yogyakarta.
Hingga ketika ini, tak melulu bersedekah, sebab penggiat Kroyokan sekarang mencapai lebih dari 500 orang, maka pertolongan kemanusiaan guna korban bencana alam juga mulai dilakukan. Niat merekahanya satu, yakni sangu atau bekal guna ke akhirat.
Sumber: Pastiseru.com
Pada pertengahan Januari 2015, dunia dikejutkan oleh keputusan Swiss National Bank yang tiba-tiba melepas pegging mata uang-nya ke Euro. Nilai Franc Swiss langsung melejit nyaris 30 persen terhadap mayoritas mata uang lainnya.
Akibatnya, selama sekitar 45 menit, hampir tidak ada likuiditas dalam bentuk CHF sama sekali, dan terminal trading broker forex online di bank-bank kawakan pun frozen. Konsekuensinya, dalam event yang belakangan dikenal dengan nama "Black Thursday" tersebut, trader-trader maupun broker forex online yang terkoneksi langsung ke pasar tidak bisa exit posisi.
ilustrasi
Saat itu, stop loss tidak berfungsi sama sekali, sehingga banyak trader yang isi akunnya langsung hangus tak bersisa. Beberapa broker forex online kehilangan jutaan Dolar, dan bahkan ada yang terpaksa harus gulung tikar. "Korban" tersebut diantaranya termasuk FXCM dan Alpari UK yang notabene tergolong populer.
FXCM yang merupakan salah satu broker forex online berlisensi Amerika Serikat paling tenar, sempat berdiri diambang kebangkrutan, hingga akhirnya terpaksa meminjam dana talangan senilai $300 juta dengan bunga luar biasa tinggi.
Alpari UK, disisi lain, gagal mendapat bantuan dan akhirnya dijual secara printilan ke broker forex online-broker forex online lain yang berhasil bertahan dari badai, seperti ETX Capital dan FXTM. Grup Alpari yang secara institusional terpisah dari Alpari UK kini masih eksis, tetapi Alpari UK terpaksa tutup.
Tak Terbayangkan
Krisis industri yang disulut oleh SNB tersebut kini dipandang sebagai insiden paling berbahaya di era perdagangan modern. Sebelumnya, tak seorang pun bisa membayangkan bahwa salah satu mata uang cadangan global seperti Franc Swiss bisa bergolak hingga lebih dari 25 persen dalam hitungan menit saja dan mengakibatkan lenyapnya likuiditas di bank-bank besar.
Kejadian yang mirip, meski tidak sama persis, sebelumnya terjadi saat "Black Wednesday" tahun 1992 dimana Pound sterling dipaksa keluar dari mekanisme trading broker forex online setelah George Soros memenangkan "pertempuran"nya dengan Bank of England.
Namun, itu sudah lama sekali, dan terjadi jauh sebelum pasar terglobalisasi dan terotomasi seperti sekarang.
Jumlah trader Swiss franc di Indonesia relatif kecil, tetapi jelas bahwa Black Thursday telah merubah banyak hal di pasar , baik dari sisi trader maupun broker forex online.
Dampak Insiden Bagi Trader
Swiss franc memang termasuk mata uang mayor, tetapi jumlah tradernya jauh lebih sedikit dibanding USD, Euro, GBP, Yen, maupun AUD. Karenanya, kebanyakan trader sebenarnya tidak secara langsung terdampak oleh gejolak pasar saat itu.
Mereka yang langsung "kena tembak" adalah mereka yang memegang CHF dalam posisi-posisi dengan leverage lebih dari 1:4. Beberapa mengalami negative balance dan berhutang hingga lima atau enam digit (Dolar AS) lebih tinggi dibanding deposit pada broker forex online mereka.
Tetapi ada juga yang "ketiban durian runtuh" karena mendapat slippage positif pada Franc Swiss, meski setelah insiden itu beberapa broker forex online mengkalkulasi ulang profit mereka.
Akan tetapi meski mereka-mereka yang terdampak langsung adalah minoritas, mayoritas trader secara global belajar dari pengalaman tersebut dan merubah sikap mereka dalam bertrading broker forex online:
1. Kini, banyak trader menuntut broker forex online agar secara eksplisit menyebutkan klausa memberi "negative balance protection", yang berarti ada jaminan trader tidak akan sampai "berhutang" pada broker forex online.
2. Ada kewaspadaan yang lebih tinggi di kalangan trader dalam menyikapi mata uang yang di-pegging dengan mata uang lain oleh bank sentralnya, karena bercermin pada akibat saat SNB mencabut pegging CHF pada Euro. Karena alasan inilah, maka banyak yang cenderung menyikapi Yuan China dengan hati-hati meski telah resmi akan menjadi salah satu mata uang cadangan IMF.
3. Penurunan kepercayaan pada SNB, karena sebenarnya hanya beberapa hari sebelum hari-H, pejabat bank sentral Swiss tersebut mengatakan tak berniat mencabut pegging, tetapi tak lama kemudian langsung diingkari.
4. Penurunan kepercayaan pada broker forex online yang terkoneksi langsung ke pasar. Dalam insiden ini, broker forex online-broker forex online yang mengalami kerugian besar kebanyakan justru "true broker forex online", sedangkan broker forex online bandar cenderung lebih kalem karena model bisnis yang tak langsung terhubung ke pasar.
5. Meningkatnya pemahaman akan bahaya leverage tinggi bagi akun trading broker forex online ketika terjadi kejutan tak terduga di pasar.
Dampak Bagi Para Broker forex online
Salah satu ironi paling mencolok dalam situasi pasca putusan bombastis SNB adalah bahwa para "true broker forex online" yang sebelumnya dipandang lebih unggul karena menggunakan model bisnis terkoneksi langsung ke pasar, ternyata malah mengalami kerugian lebih besar ketimbang broker forex online-broker forex online pengguna "dealing desk".
Jelas bahwa setiap model bisnis broker forex online memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing, tetapi insiden tersebut mendorong popularitas market maker semacam Tickmill dan FBS. Bahkan FXCM kini malah menawarkan juga akun bertipe "dealing desk", bukan hanya "direct market access".
Sementara itu, terkait dengan meningkatnya minat akan "negative balance protection" di kalangan trader, para broker forex online memberikan tanggapan beragam. Beberapa broker forex online yang sebelumnya menyebutkan klausa tersebut dalam T&C mereka, contohnya FXCM, kemudian malah menghapusnya.
Sedangkan beberapa broker forex online lainnya malah mengambil inisiatif untuk mempertegas klausa tersebut dan menggunakannya dalam aktivitas marketing mereka.
Banyak juga broker forex online yang menyadari bahwa meskipun mereka tidak menawarkan "negative balance protection", tetapi realitanya biaya yang dibutuhkan untuk menuntut trader yang mangkir bayar hutang bisa jadi lebih besar daripada jumlah yang ditagihkan.
Sehubungan dengan leverage pun, kini para broker forex online cenderung lebih siaga dan menetapkan leverage yang lebih rendah pada mata uang-mata uang yang di-pegging, seperti Yuan, serta langsung menerapkan pembatasan leverage menjelang rilis berita-berita penting tertentu yang diprediksi berdampak besar pada mata uang mayor.
Langkah-langkah tersebut, selain melindungi trader, sebenarnya lebih dimaksudkan untuk memproteksi manajemen risiko broker forex online-broker forex online itu sendiri.
0 Response to "Pria Ini Bikin Kroyokan Sedekah Ke 33 Masjid Setiap Jumat, Ternyata Ia Hanya Punya 1 Alasan Sederhana Melakukannya.."
Posting Komentar